aku terduduk di pojok kamar
meringkuk-memeluk lutut
menatap langit-langit
berkhayal dalam-jauh
tergambar wajah dirinya
yang bertahta dijiwa tiada banding
seperti purnama pada cakrawala malam
teringat apa dia senja tadi kata
hancur hati remuk redam
tidak terkira akan sengeri ini
sebelum itu aku bersiap kecewa
tidak kumengerti tetap sakit tapi
penantian panjang dihempaskannya saja begitu
aku berlari. Berlari hingga hilang pedih peri
kupercepat langkah tak menoleh kebelakang
ngeri ini luka-terbula sekali terpandang
aku masih terduduk dipojok kamar
meringkuk-memeluk lutut
menanti dirinya yang enggan datang.
Menu
Popular Posts
-
Belakangan ini film superhero marak di layar lebar. Dari yang emang udah terkenal dari sononya kayak Superman sampai geng superhero...
-
Hari ini hari ketujuh ramadhan atau tepat seminggu puasa. Menurut Fadhâil Al-Asyhur Ats-Tsalâtsah yang di tulis oleh Syeikh Muhammad bin A...
-
seperti bunga dia tumbuh dari kecil hingga dewasa seperti bunga dia tidak berkompetisi dengan bunga lain melainkan seperti bunga dia mekar d...
0 komentar:
Posting Komentar