Minggu, 01 November 2015

Terkikis Pada Malam

aku terduduk di pojok kamar
meringkuk-memeluk lutut
menatap langit-langit
berkhayal dalam-jauh
tergambar wajah dirinya
yang bertahta dijiwa tiada banding
seperti purnama pada cakrawala malam

teringat apa dia senja tadi kata
hancur hati remuk redam
tidak terkira akan sengeri ini
sebelum itu aku bersiap kecewa
tidak kumengerti tetap sakit tapi
penantian panjang dihempaskannya saja begitu

aku berlari. Berlari hingga hilang pedih peri
kupercepat langkah tak menoleh kebelakang
ngeri ini luka-terbula sekali terpandang

aku masih terduduk dipojok kamar
meringkuk-memeluk lutut
menanti dirinya yang enggan datang.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts